BELAJAR DENGAN MENYIMAK
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Program Pemantapan Kaderisasi Mahasisiwa ( P2KM )


















oleh


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SIL 
                                   LEMBAR PENGESAHAN


Makalah initelah disahkan pada hari...............tanggal........................tahun

Pembimbing I                                                 Pembimbing II

   


disetujui
               
                                                                                             


                                                                                                             


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt., karna atas nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.semoga sampai kepada keluargan-Nya,sahabat-Nya,dan kita selaku umatnya yang mengikuti ajaran-Nya.Di dalam makalah ini penulis membahas dan menerangkan tentang “Belajar Dengan Menyimak”.
Didalam penulisan makalah ini,penulis mengalami berbagai kesulitan macam kendala,tetapi berkat usaha dan kerja keras penulis serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya kendala tersebut dapat diatasi dengan baik.Untuk itu,penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1.    Riska selaku pembimbing 1,dan Elis Puspiyati selaku pembimbing 2 yang telahmemberikan pengarahan dalam pembuatan makalah ini;
2.    Diana Cahya Alam,selaku ketua pelaksana P2KM yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan makalah ini;
3.    Nisa Amalia,selaku Ketua HMPS Diksatrasia,yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan makalah ini;
4.    Semua pihak yang telah membantu penulisan untuk menyelesaikan makalah ini;
Penulisan menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis.Oleh karna itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya,...................2012                                                                  Penulis



DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah.................................................................
B.       Rumusan Masalah...........................................................................
C.       Tujuan Makalah..............................................................................
D.       Kegunaan Makalah.........................................................................
E.        Prosedur Makalah...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.    Tinjauan Teoritis..............................................................................
B.     Pembahasan.....................................................................................
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan.........................................................................................
B.     Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................



B.   Pembahasan
1.        Pengertian Belajar
       Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.
       Menurut kamus bahasa Indonesia belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli.
James O Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) mengemukakan bahwa belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Adapun  beberapa ciri  belajar yaitu sebagai berikut :
       Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
a.         Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
b.        Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
c.                   Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Menurut Robert M. Gagne “Manusia memiliki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar”. Karena itu banyak tipe-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar diantaranya yaitu :
1)        Belajar isyarat (signal learning).
       Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon. Dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan.
2)             Belajar stimulus respon.
        Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru memberi pertanyaan kemudian murid menjawab.
3)             Belajar merantaikan (chaining).
        Yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
4)             Belajar asosiasi verbal (verbal Association).
        Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bantuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
5)        Belajar membedakan (discrimination).
      Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.

6)        Belajar konsep (concept learning).
      Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan objek-objek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7)        Belajar dalil (rule learning).
      Tipe ini merupakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya.
8)        Belajar memecahkan masalah (problem solving).
      Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut.
      Selain delapan jenis belajar, Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya sistematika tersebut mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu katagori. Kelima hal tersebut adalah :
a)        keterampilan intelektual
        Kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar.
b)        Informasi verbal
        Seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar.
c)        strategi kognitif
       kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir.
d)       keterampilan motorik
       Seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu (organized motor act). Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu gerakan berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan luwes.
e)                  sikap keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.jenis belajar

2.        Pengertian Menyimak
       Menyimak merupakan suatu proses mendengarkan sekaligus memahami penuh perhatian dan memberikan respon ataumengapresiasikan serta menghubungkan atas isi dari yang disimak untuk memperoleh informasiyang disampaikan oleh si pembicaramelalui ujaran atau bahasa lisan. Seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli.
3.        Menyimak sebagai salah satu keterampilan berbahasa
      Dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan menyimak menduduki porsi paling banyak dibandingkan dengan keterampilan dengan bahasa lainnya. Hasil penelitianGail E. (1991 : 107) menunjukan bahwa “orang dalam berbahasa setiap harinya menghabiskan waktu rata-rata 50 % untuk menyimak, 25 % untuk berbicara, 16  % untuk membaca, dan 9 % untuk menulis”. Hasil penelitian tersebut sangat sesuai sekali dengan kondisi di negara kita yang saat ini lebih banyak menggunakan bahasa lisan daripada tulisan.
4.        Cara Menyimak yang Baik
       Untuk menyimak dengan baik,tentunya harus mempunyai kemampuan memusatkan perhatian artinya harus mengfokuskan pikiran dan perhatian atas apa yang disampaikan dan apa yang harus disimak. Jadi, sipenyimak tidak boleh memikirkan sesuatu yang tidak berkaitan dengan materi yang disampaikan. Selain itu, penyimak harus mampu mempertimbangkan pesan yang diterima, sehingga penyimak dapat memutuskan untuk dapat menerima atau menolak pesan tersebut. Artinya materi tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah didapat oleh si penyimak. Kemampuan merespon juga sangat penting cara memberi tanggapan karna adanya stimulus yang muncul dari pembicara kemudian cara menyimak yang baik penyimak harus mampu mengingat.
5.        Macam-macam Menyimak
      Menyimak terdiri atas beberapa macam yaitu :
a.         Menyimak Intensif
      Menyimak memahami secara terperinci, teliti, dan mendalami bahan yang disimak.
b.        Menyimak Ekstensif
       Menyimak memahami secara sepintas dan umum dalam garis-garis        besar atau butir-butir  penting tertentu.
c.         Menyimak untuk Belajar
       Melalui kegiatan menyimak, seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan.  Misalnya, para siswa menyimak ceramah guru bahasa Indonesia, para siswa mendengarkan suara radio, televisi, dan sebagainya.
d.        Menyimak untuk Menghibur
      Menyimak sesuatu untuk menghibur dirinya. Misalnya, menyimak pembacaan cerita- cerita lucu, pertunjukan sandiwara, film, dan sebagainya.
e.              Menyimak untuk Menilai
       Menyimak mendengarkan, memahami isi simakan, menelaah, mengkaji, menguji, dan membandingkan dengan pengalaman serta pengetahuan menyimak.
f.         Menyimak Diskriminatif
       Menyimak untuk membedakan bunyi suara. Dalam belajar bahasa Inggris, misalnya siswa harus dapat membedakan bunyi (i) dan (i:).
g.        Menyimak Pemecahan Masalah
       Menyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analisis yang  disampaikan oleh si pembicara. Mungkin juga penyimak dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, secara kreatif dan analisis setelah yang bersangkutan mendapat informasi dari menyimak sesuatu.

6.        Proses Menyimak
       Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Menurut (Lobam, 1972 : 32 ; Loban, 1969 : 234)dalam proses menyimak ada tahap-tahap antara lain :
a.         Tahap mendengar atau tahap hearning
       Pada tahap ini penyimak dituntut untuk mengenali atau menguasai bahasa yang digunakan pembicara serta unsur-unsur linguistiknya. Artinya penyimak harus mampu menangkap bunyi ujar dari sipembicara.
b.        Tahap memahami
         Setelah kita melakukan tahap mendengarkan pasti kita berkeinginan untuk memahami atas apa yang disampaikan oleh sipembicara. Menurut Nababan (1992:40):
“Untuk mencapai pemahaman seorang penyimak harus menggunakan pengetahuan linguistiknya untuk mengidentifikasi bunyi ujar, kemudian dia harus menggunakan strategi-strategi khusus (pengetahuan dan pengalaman non linguistiknya)untuk menggantikan bunyi-bunyi ujar itu menjadi pesan-pesan bermakna.
c.         Tahap menginterpretasi
       Setelah penyimak melakukan tahap mendengaran dan memahami, tentu saja semua itu belum cukup bagi penyimak yang baik pasti ingin menafsirkan ataumenjelaskan tentang materi,informasi ataupun juga pendapat yang telah disampaikan oleh sipembicara. Inilah yang dimaksud dengan tahap interpretasi.
d.        Tahap mengevaluasi
      Setelah mendengar,memahami, dan menginterpretasikan,penyimak yang baik harus mengevaluasi ataupun menilai dan mempertimbangkan pesan yang diterima dengan pesan yang sudah ada dalam memorinya atau dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimilikinya.
e.         Tahap reponding
       Dalam tahap ini penyimak harus mampu menanggapi pesan yang disampaikan oleh sipembicara. Kemudian didalam akhir pembicaraan biasanya sipembicara mempersilahkan penyimak apabila ada hal yang tidak dimengerti, kemudian disitulah timbul adanya stimulus sehingga sipenyimakmemberikan pertanyaan-pertanyaan terhadap apa yang telah disimaknya.
7.        Menghindari kebiasan yang tidak baik dalam menyimak;
Kebiasaan tidak baik yang harus dihindari dalam menyimak
Menurut Nicholas dan Steven  (dalam salisbury, 1955, juga dikutip oleh Burhan 1971 : 84-89), ada kebiasaan-kebiasan kurang baik yang dilakukan penyimak pada saat menyimak, yaitu :
a.         Kebiasaan menyimak terputus-putus
      Misalnya kita sefang menyimak seseorang keudian kita putuskan perhatian terhadap pembicaraan itu.  Lau kita mengalihkan perhatian kepada hal-hal yang tidak berkaitan dengan isi pembicaraan. Lalu setelah itu mendengarkan kembali atau menyimak kembali dari isi pembicaraan tersebut.
b.        Kebiasaan menyimak dengan perasaan mudah tersinggung
      Dalam menyimak seiring diliputi oleh berbagai prasangka, sehingga secara sadar ketika proses menyimak sedang berlangsung seorang pembicara menyampaikan sesuatu yangmembuat si penyimak tersinggung. Jika terjadi hal seperti itu pasti sipenyimak pasti berhentimenyimak pembicaraan dalam hati dan pikirannya pasti sipenyimak itu berkata atau mencela sipembicara. Artinya kita harus menjaga diri kita harus bisa menjaga emosi dan harus sabar, karna itu jika tidak bisa mengendalikan emosi mungkin kita tidak dapat menyimak sepenuhnya atas apa yang disampaikan oleh sipembicara.
c.         Kebiasaan menyimak dengan menghindarkan diri dari uraian yang sukar
       Banyak orang yang mempunya kebiasaan tidak baik seperti ini mereka selalu apabila mendengar sesuatu yang sukar atau sulit. Kebanyakan dari mereka memilih berhenti untuk menyimakdaripada belajar untuk memahaminya. Hal seperti sangat perlu dihindari, karna apabila tidak dihindari kita tidak bisa memahami atau mendapatkan suatu materi atau suatu informasi yang sangat berharga bagi sang penyimak. Kita juga harus sungguh-sungguh memperhatikan sipembicara agar kita tidak banyak menjumpai uraian-uraian yang sulit.
d.        Kebiasaan menyimak dengan sikap memandang enteng.
       Pada saat kita menyimak yang sedang berbicara atau menyampaikan materi, seperti guru misalnya memberikan pelajaran kepada sang murid kemudian si murid menyimaknya. Biasanya si murid ituselalu menganggap enteng terhadap apa yang disampaikan oleh gurunya karena dia merasa bahwa materi yang telah disampaikan itu sering dia dengar,  sehingga diamenganggap entengatau mempunyai rasa percaya diri bahwa kalau tidak menyimaknya dirinya sendiri akan paham dan mengrerti.
       Penyimak yang baik akan selalu menyimak semua yang disampaikan oleh sipembicara. Penyimak yang baik akan selalu menghargai yang disampaikan oleh sipembicara, walaupun materinya itu sudah sering di dengar tetapi dia selalu berusaha untuk menghubungkan atas apa materi yang disampaikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki atau memori dan daya ingatnya.
e.         Kebiasaan menyimak dengan suka menilai penampilan pembicara
       Ada orang yang mempunya kebiasaan menilai setiap penampilan sipembicara bukan menyimak isi pembicaraannya. Bila waktunya menyimak yang timbul dipikirannya itu adalah yang bersifat menilai. Contohnya seorang dosen yang mengajar kepada mahasiswamisalnya penampilannya itu aneh emakai baju baju kurang raph atausepatunya yang lusuh, jorok, dan sebagainya. Si penyimak berpikir “penampilannya saja seperti ini, tidak mungkin dia dapat menyampaikan materi”. Kita melihat sipembicara dari segi penampilannya, bsa saja sipembicara ituberpenampilan kurang rapih tetapi dalam penyampaian materi justru sangat berharga sekali. Sebagai penyimak yang baik kita harus menghindari hal seperti itu,biasakanlah kita menyimak isi pembicaraan seseorang dengan bersungguh-sungguh. Apabila kita menilai penampilan orang yang berbicaranya lebih baik dilaksanakan setelah materi tersebut itu dapat dipahami oleh kita.
f.          Kebiasaan menyimak dengan pura-pura menyimak
        Ada orang yang mempunyai kebiasaan,apabila sedang menyimak dia selalu memberi perhatian semu kepada si pembicara. Artinya orang tersebut pura-pura menyimak, misalnya seorang siswa dikelas yang sedang mengikuti pelajaran, sikapnya itu bisa saja seperti orang yang sedang betul-betul menyimak, tatapannya terpaku kepada sipembicara,tetapi sebenarnya dia itu tidak mendengarkan apa-apa, tidak menyimak sedikitpun yang dia lakukan hanya melamun atau biasa juga pikirannya itu melayang entah kemana. Contoh lain yangsanagt sering saya jumpai adalah ketika siswa sedang belajar memperhatikan gurunya , seolah-olah dia fokus belajar tetapi sebenarnya dia itu mendengarkan musik.
       Sesungguhnya orang seperti ini menipu dirinya sendiri dia merasa itu sudah pandai. Sifat yang seperti itu harus kita hilangkan dalam diri kita. Kita tidak boleh membuang atau menyia-nyiakan kesempatan yang sangat berharga  itu dengan cara berpura-pura menyimak.
g.        Kebiasaan menyimak dengan mudah terganggu oleh kegaduhan
      Kita hidup dalam dunia yang serba gaduh. Kita diganggu bukan karna apa yang kita dengar,tetapi oleh apa yang kita lihat. Bila kita mempunyai kebiasaan menyimak yng kurang baik kegaduhan-kegaduhan itu mudah menyeret perhatian dan pikiran kita keluar dari pembicara yang kita simak.
       Misalnya disaat pembelajaran disekolah yang berlangsung banyak suara-suara yang terdengar kurang enak,contoh suara siswa yang berada diluar yang sedangbermain-main atau sedang melakukan suatu halyang menggangu pada saat menyimak atau belajar. Kita tidak boleh putus menyimak,tetapi kita harus lebih nerkonsentrasi,fokus terhadap pembicaraan yang sedang disampaikan.
      Orang yang mempunyai kebiasaan menyiak yang baik tentu akan melawan kegaduhan-kegaduhan itu. Misalnya dengan cara meminta kepada sipembicara untuk meningkatkan volume suara agar tidak terganggu oleh kegaduhan-kegaduhan tersebut.
8.        Fungsi dari menyimak
       Kalau ada orang yang bertanya “ apa fungsi menyimak bagi anda ?” secara praktis kita dapatm memberi jawaban, antara lain :
a.         Saya menyimak untuk memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut pautnya dengan profesi saya.
       Jawaban di atas menjelaskan bahwa menyimak berfungsi untuk memperoleh informasi yang ada kaitannya dengan pekerjaan. Misalnya seorang kepala desa yang sedang menyimak tentang bagaimna caranya menjadi seorang kepala desa yang patut di contoh oleh masyarakat, karena dia sebai tokoh atau pemimpin. Sehingga ada seorang pembicara yang sedang mnyampaikan sebuah pidato tentang bagaimna menjadi seorang pemimpin yang baik kemudian si kepala desa tersebut menyimaknya. Contohnya seperti itu menyimak yang ada sangkut pautnya dengan profesi atau pekerjaan.
d.        Saya menyimak agar saya menjadi lebih efektif dalam hubungan-hubungan atas pribadi dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat bekerja, dan dalam kehidupan masyarakat.
Jawaban di atas menjelaskan bahwa fungsi menyimak itu membuat hubungan lebih baik. Di rumah misalnya hubungan keluarga, anak, istri,suami, dan sebagainya. Di tempat bekerja misalnya dengan atasan, dengan rekan kerja dan lain-lain. Serta dalam kehidupan masyarakat.
e.         Saya menyimak untuk mengumpulkan data agar saya dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal.
      Jawaban di atas menjelaskan bahwa menyimak berfungsibuntuk membuat keputusan-keputusan contoh misalnya ide ataupun materi yang diperoleh dari pembicara itu merupakan bahan penting yang sangat menunjang dalam mengkomunikasikan ide-idenya itu sendiri. Misalnya menyimak dalam perdebatan atau suatu diskusi pasti dalamnya itu terkandung adanya pendapat atau suatu keputusan mencapai pendapat atau keputusan terlebih dahulu kita itu menyimak materi yang disampaikan kemudian apabila ada halyang mungkin kurang setuju barulah disitu kita melakukanperdebatan dan dituntut untuk membuat suatu keputusan.
f.         Saya menyimak agar dapat memberika responsi yang tepat terhadap segala sesuatu yang saya dengar (hunt,1981 : 14).
       Jawaban di atas menjelaskan bahwa fungsi menyimak adalh untuk memberikan tanggapan terhadap sesuatu yang didengarnya. Contoh misalnya seorang dosen yang memberikan materi terhadap mahasiswa,kemudian respon itu timbul karna adanya suatu stimulus yang merangsang mahasiswa untuk memberikan tanggapn atau respons dan tanggapn yang diberikan itu pastinya berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh seorang dosen. Jadi proses yang diberikan itu tidak boleh keluar dari materi yang disampaikan (Hunt, 1981 : 14).
g.        Menyimak untuk belajar.
      Artinya orangdengan tujuan untuk belajar, atau memperoleh pengetahuan dari pembicaraan yang disampaikan. Contohnya pada saat pembelajaran di sekolah, seorang guru menyampaikan materi kepada muridnya, agar muridnya mendapat pengetahuan. Murid tersebut sedang melakukan menyimak belajar.
h.        Menyimak untuk menikmati
       Artinya menyimak sesuatu materi yang diajarkan atau diperdengarkan, yakni menikmati suatu keindahan bisa juga disebut menyimak estetik yaitu menyimak sesuatu yang indah. Contohnya menyimak suatu musik atau lagu, menyimak suatu karya sastra dan lain-lain.
i.          Menyimak untuk mengevaluasi
       Artinya menyimak untuk mempertimbangkan atau menilai sesuatu yang dia simak. Apakah dapat diterima atau tidak dan apakah dia dapat menyetujuinya atau tidak. Kemudian dia menghubungkan sesuatu yang telah dia simak itu dengan pengetahuan yang sudh dimilikinya.
j.          Menyimak untuk mengapresiasi
       Artinya tujuan menyimak itu memberikan nilai atau menikmati dan memberikan suatu penghargaan terhadap suatu materi yang telah disimaknya. Contoh misalnya menyimak karya sastra, seperti puisi, pembaca cerita, musik, lagu, dan sebagainya.
k.        Menyimak intuk mengkomunikasikan ide-ide.
       Artinya orang menyimak dengan maksud agar dia dapat mengkomunikasikan ide-ide atau perasan-perasaanya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Banyak contoh ide yang dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua ini merupakan bahan penting dan sangat menunjang dalam mengkomunikasikan ide-idenya sendiri.
l.           Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi
        Artinya menyimak dengan maksud untuk membedakan bunyi-bunyi yang disampaikan oleh sipembicara. Mana bunyi yang dapat membedakan arti. Biasanya terlihat pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing.
m.      Menyimak untuk memecahkan masalah
       Artinya menyimak dengan bermaksud supaya dia dapat memecahkan suatu masalah secara kreatif. Contohnya dari suatu erdebatan atau diskusi. Dia menyimak bergai pendapat, dari situ dia memperoleh masukan berharga, sehingga timbullah pemecahan masalah.
n.        Menyimak untuk meyakinkan
Artinya tujuan dari menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat selama ini dia ragukan.
9.        Faktor-faktor Keberhasilan Menyimak
        Disamping prasarat-pasyarat penting kemampuan dasar yang dapat menetukan keberhasilan menyimak terdapat beberapa faktor. Moris dalam Tarigan (1986:23) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan menyimak, diantaranya meliputi empat aspek,yaitu:
a.         Aspek pembicara
       Kemampuan dan sikap pembicara dapat mempengaruhi keberhasilan menyimak. Pembicara yang menguasai materi yang dibicarakannya, dan memiliki sifat simpatik terhadap penyimak, serta menguasai/memiliki gaya bicara yang menarik dipastikandapat menarik dan meyakinkan bagi penyimak. namun,jika pembicara pembicara kurang menguasai materi pembicaraan,kemudian memiliki sikapdepensif (angkuh dan antipati) terhadap penyimak,bahasa yang digunakannya tidak beraturan,serta tidak menguasai gaya berbicara yang baik,maka kondisi pembicara seperti itu pasti tidak menarik dan tidak meyakinkan bagi penyimak.
b.        Aspek pembicaraan
       Pembicaraan yang meliputi isi dan bentuknya memiliki karakteristik tertentu,dan dari segi bentuk bahasa pembicaraan terwujud dalam bentuk wacana,baik wacana dialog, maupun wacana monolog. Tujuan yang ingin dicapai penutur melalui wacana ini adalah terciptanya penghayatan yang imajinatif terhadap sesuatu, sehingga pendengar merasa seolah-olah mengalaminya.
c.         Aspek situasi
       Yang dimaksud dengan situasi ialah segala hal yang menyertai menyimak diluar pembicara,pembicaraan,dan menyimak. Situasi meliputi tempat,waktu berlangsung dan suasana lingkungan. Tempat yang menyenangkan; waktu berlangsungnya pada jam yang tepat (saat pendengar masih segar), dan suasana yang tenangdapat mendukung keberhasilan menyimak.
d.        Aspek penyimak
       Faktor yang terdapat pada diri penyimak meliputi faktor fisik dan psikologis,faktor fisik berhubungan dengan kesehatan fisik penyimak,sedangkan faktor psikologis berhubungan dengan kesehatan mental,minat,dan kecerdasan penyimak. Selain itu, keberhasilan menyimak ditentukan pula oleh tingkat kecerdasan penyimak,dari hasil penelitan diketahui bahwa anak-anak yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi yang mampu menyimak dengan baik.



                                                BAB II PEMBAHASAN`
A.      Tinjauan Teoretis
       Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman. Seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli.
       David Ausubel mengemukakan “belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimens,dimnsi pertama berhubungan dengan cara informasi tau materi pelajaran yang disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan.dimensi kedua menyangkut cara bagaimna siswa dapat mengaitkan informasi itu dapat strukyur kognitif yang telah ada.
       Menyimak merupakan suatu proses mendengarkan sekaligus memahami penuh perhatian dan memberikan respon atau mengapresiasikan serta menghubungkan atas isi dari yang di simak untuk memperoleh informasi yang disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli.
Hendri Guntur Tarigan (1968:19)  mengemukakan “Menyimak adalah suartu proses mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian,pemahaman apresiasi.Serta inerprestasi untuk memperoleh informasi,menangkap isi,serta memahami makna komunikasi yang disampaikan si pembicara melalui bahasa lisan atau ujaran”

       Menyimak merupakan kegiatan yang sering dilakukan yaitu mendengarkan bunyi suatu bahasa yang disampaikan oleh si pembicara kemudian mengidentifikasi,menginterprestasikan kembali dengan pengetahuan yang telah dia dapatkan. Jadi,menyimak menyimak sangat berfungsi bagi kehidupan sehari-hari contohnya untuk memperoleh informasi menyimak sangatlah dibutuhkan.
       Menurut Sabaerti (1992) mengatakan, “Menyimak adalah suatu proses yang mencangkup suatu kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,menginterprestasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya”.
       Menyimak merupakan mendengarkan ucapan orang lain,kemudian menyimak juga merupakan proses mendengarkan secara baik-baik,tidak hanya mendengarkan saja tetapi juga memahami isi dari pembicaraan.dalam menyimak seorang penyimak harus menyimak dengan baik dan dalam menyimak juga harus mengetahui bagaimana cara menyimak yang baik. Oleh karena itu,daya ingat harus lebih dipakai untuk mempertahankan atas apa yang diucap oleh si pembicara.
       Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (W.J.S Poerwadarminta 1982:847) mengemukakan bahwa menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang) dengan mendengarkan baik-baik.







                                                   BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A.      Simpulan

       Berdasarkan  uraian bab sebalumnya penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut.

1.    Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.
2.    Menyimak salah satu keterampilan yang sangat berfungsi sehari-hari. Menyimak adalah suatu prosesmendengarkan sekaligus memahami, penuh perhatian, dan memberikan respon atau menghubungkan atas isi yang telah disimak untuknmemperoleh informasi yang disampaikan pembicara melalui bahasa lisan atau ujaran.
3.    Kebiasaan tidak baik yang harus dhindari dalam menyimak (1) Kebiasaan, (2) menyimak terputus-putus, (3)Kebiasaan menyimak dengan perasaan mudah tersinggung,
a.       Kebiasaan menyimak menghindari dari penjelasan yang sukar,
b.      Kebiasaan menyimak dengan sikap memandang enteng,
c.       Kebiasaan menyimak dengan suka menilai penampilan pembicara,
d.      Kebiasaan menyimak dengan pura-pura menyimak,
e.       Kebiasaan menyimak dengan mudah terganggu dengan kegaduhan.
4.        Fungsi dan tuuan menyimak
a.       Menyimak untuk menikmati,
b.      Menyimak untuk mengevaluasi ,
c.       Menyimak untuk belajar,
d.      Menyimak untuk mengapresiasi,
e.       Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide,
f.       Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi,
g.      Menyimak untuk memecahkan masalah,
h.      Menyimak untuk meyakinkan.
B.       Saran
1.        Sejalan dengan simpulan di atas,penulis merumuskan saran sebagai berikut :
       Belajar yaitu suatu aktivitas yang didalamnya ada  proses dari yang tidak tahu menjadi tahu.
2.        Mahasiswa hendaknya mengetahui apa itu menyimak, bagaimana cara menyimak yang baik dan apa saja yang perlu dihindari  pada saat menyimak.
3.        Mahasiswa juga dapat mengetahui apa fungsi dan tujuan menyimak yang biasa dilakukan sehari-hari.



DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. 1996.  Principles of  Behavior Modification. New Work: Holt, Rinehart, and Winston.
Sudjana, Nana.1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset. [online]. Tersedia : http://www.sarjanaku.com/2011/03/phttp://suksesberpendidikan.blogspot.co.id/engertian-definisi-hasil-belajar.html
Diakses tanggal 30 November 2012
Tarigan,  Jago  (19986)  Keterampilan  Menyimak.  Jakarta  :  Penerbit   Karunika.
Wolfin, Andrew D. (1983) “ Improving Listening Skill” New Direction for College Liarning Assistence (12), 13-24.
Tarigan, Hendri Guntur. 1994. Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.  [online]. Tersedia :
http://evanfitri.blogspot.com/2012/06/kajian-pustaka-1.html
Diakses tanggal 30 November 2012
Sutari, ice, dkk.,. 1997/1997. Menyimak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bagian Proyek Penataran Guru SLTP setara D3. [online]. Tersedia :
http://evanfitri.blogspot.com/2012/06/kajian-pustaka-1.html
Diakses tanggal 30 November 2012